SPR dan Cadangan Operasional Harus Direalisasikan

By Admin

nusakini.com-- Komisi VII DPR RI meminta Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral untuk mulai menyusun roadmap pembangunan Strategic Petroleum Reserve (SPR) dan melakukan upaya-upaya peningkatan cadangan operasional bahan bakar minyak dengan melibatkan stakeholder dalam bentuk kerjasama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan swasta nasional. Pembangunan SPR dan cadangan operasional menurut Plt. Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Luhut Binsar Pandjaitan harus segera direalisasikan.  

“Kita, cadangan operasional itu berada di 22 hari. Strategic reserve Amerika itu sampai 60 hari dan kita ndak punya, nol. Nah sekarang kita tanya waktu itu, kenapa kita enggak punya 30 hari atau 35 hari. 30 hari kita butuh kira-kira Rp 35 trilun pada saat itu,” ujar Luhut dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI.Kamis (1/9). 

Untuk meralisasikan pembangunan cadangan operasional pemerintah harus memiliki keuangan yang mencukupi dan kemampuan daya timbun atau penyimpanan. untuk merealisasikannya ada beberapa opsi antara lain bekerjasama dengan perusahaan melalui mekanisme tender.

“Pada saat itu saya berpikir kenapa kita tidak kontrakin aja ke orang, tenderkan supaya pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang jadi kita hanya menyiapkan cadangan operasional dan kita punya strategic reserve. Ini sedang kami kaji, bisa saja kita tender perusahaan-perusahaan besar untuk menyiapkan 30 atau 35 hari cadangan strategis kita,” lanjut Luhut. 

Menurut Luhut jika Indonesia memiliki cadangan operasional Bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 30 hari, maka tidak akan ada lagi negara lain atau trader yang dapat mendikte kita dengan demikian makan posisi Indonesia akan lebih bagus.”Pembangunan SPR dan cadangan operasional ini akan saya kejar dan harus jadi barang ini, karena menurut hemat saya sudah waktunya tinggal nanti model bagaimana yang terbaik untuk negeri ini,” ujar Luhut. 

Sementara itu, untuk mewujudkan cadangan strategis Indonesia (Strategic Petroleum Reserve/SPR), Pemerintah telah melakukan diskusi mendalam dengan beberapa negara antara lain, Arab Saudi, Iran dan Kuwait terkait pasokannya. Untuk cadangan 30 hari, dibutuhkan minyak mentah atau BBM sekitar 45 juta barel. Dan Pemerintah juga tengah melakukan kajian mengenai cadangan strategis BBM tersebut, mulai dari pemilihan lokasi, jumlah tangki dan sumber pasokan.